Tugas 2 OJT 1 Diklat Calon Kepala Sekolah
Tugas 02-OJT 1
Tugas 02-OJT 1 Melakukan Refleksi
Pendalaman Bahan Pembelajaran
Peserta membaca dan mempelajari bahan bacaan yang menjadi
satu rangkaian dalam bahan pembelajaran Diklat Calon Kepala Sekolah agar dapat
mendalami materi-materi yang berkaitan dengan Pembentukan Karakter, Manajerial
Sekolah, Kepemimpinan Pembelajaran Melalui Coaching dalam Supervisi Guru dan
Tenaga Kependidikan, Pengembangan Kewirausahaan, dan Rencana Tindak Lanjut
Kepemimpinan (RTL).
Peserta
dapat mengunduh format Instrumen Refleksi Pendalaman Bahan Pembelajaran dari
LMS seperti tampak dalam tabel di bawah ini:
Tabel Refleksi Pendalaman Bahan Pembelajaran
No |
Nama Mata Diklat |
Materi |
Resume Hasil Eksplorasi Materi |
Hal Baru yang Diperoleh |
a |
b |
c |
d |
e |
1 |
Pembentukan Karakter |
Pembentukan
karakter kepala sekolah |
I. Penugasan
dinaika kelompok A. latar belakang Munculnya kegiatan dinamika kelompok adalah dalam
rangka proses mencari pengalaman melalui ruangan yang dipadukan dengan alam
terbuka. Dinamika kelompok sebagai suatu metode dan proses, merupakan salah
satu alat manajemen untuk menghasilkan kerjasama kelompok yang optimal, agar
pengelolaan organisasi menjadi lebih efektif, efisien dan produktif. B. Target kompetensi Setelah melakukan kegiatan, peserta mampu menerapkan
nilai-nilai kepemimpinan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai
kepala sekolah. 1. Kompetensi kepribadian a. Berakhlak mulia b. Memiliki integritas dan tanggung jawab c. Keinginan kuatdalam pengembangan diri d. Bersikap terbuka e. Mengendalikan diri f. Memiliki bakat dan minat jabatan 2. Kompetensi sosial Bekerjasama, berpartisipasi, kepekaan sosial. |
1. Konsep self regulated learning
(belajar mandiri) 2. Kemampuan menggerakkan komunitas
belajar (community of practice) 3.
Kemampuan mengembangkan kematangan diri (self maturity) |
|
|
Substansi
Materi Pembentukan karakter |
I. Pelaksanaan dinamika kelompok 1. Penjelasan umum dinamika kelompok. Penjelasan mengenai nilai-nilai
karakter. 2. Kontrak program dan pembentukan
suku(kelompok). Moda tatap muka virtual (moda daring) dan moda tatap muka
langsung 3. yel Nasional 4. Pembentukan suku 5. Lagu kebangsaan dan yel-yel suku
(kelompok) 6. Pelaksanaan penugasan dinamika
kelompok II. Filosofi pendidikan Ki Hajar
Dewantara dan profil pelajar Pancasila A. Filosofi
pendidikan Ki Hajar Dewantara. a. filsafat
pendidikan Ki Hajar Dewantara. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia untuk
mencapai kebijakan dan kearifan, sedangkan filsafat pendidikan yaitu ilmu
dalam lapangan pendidikan. Gagasan filosofi KHD menjadi pondasi pendidika di
Indonesia. KHD adalah Bapak Pendidikan Nasional, lahir 2 Mei
ditetapkan sebagai hari pendidikan nasional.KHD mendirikan Perguruan Nasional
taman Siswa pada 3 Juli 1922. Taman siswa bercorak nasional menekankan rasa
kebangsaan, cinta tanah air, semangat berjuangmemperoleh kemerdekaan. Tujuh
prinsip lembaga pendidikan ini. - Hak menentukan nasib sendiri - Pendidikan yang mencerahkan masyarakat - Pendidikan mencakup wilayah luas - Perjuangan menuntut kemandirian - Sistem ketahanan diri - Pendidikan anak-anak - Prinsip kemanusiaan Semboyan KHD yaitu Ing ngarsa sung tulada Ing madya
mangun karsa Tut wuri handayani( di depan memberi teladan, di tengah memberi
bimbingan, di belakang memberi dorongan).
Tri Pusat Pendidikan yaitu keluarga, sekolah, lingkungan masyarakat. Metode menurut KHD adalah sistem among yaitu asih,asah,
asuh. Pendidikan adalah proses yang bertujuan mengebangkan potensi peserta
didik baik potensi fisik, cipta, rasa. Konsep pendidikan KHD yaitu pengajaran
yang mengarah memerdekakan manusia dari aspek lahiriah dan pendidikan yang
mengarah aspek hidup batin. Konsep pendidikan KHD memiliki tiga landasan
filosofis yaitu nasionalistik, universial, dan spiritualistik. Selain
tripusat pendidikan KHD mengajarkan Trikon yang mengandung tiga unsur yaitu
kontinuitas (bersambung tak putus), Konsetris ( terbuka), konvergensi (karakter bangsa). B. Profil
Pelajar Pancasila 1. Makna dan fungsi profil pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila merupakan luaran pendidikan
yang jadi arah tujuan peningkatan kualitas pendidikan nasional dengan merujuk
karakter muia bangsa Indonesia. 2. Tujuan penamaan Profil Pelajar Pancasila. Menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam diri
individu pelajar Indonesia. 3. Karakter dan kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila. Kemandirian pada hakikatnya merupakan visi
pendidikan yang dicanangkan KHD, pada dasarnya pembangunan karakter. 4. Pengembangan dimensi-dimensi
Profil Pelajar Pancasila. Pendidikan untuk menguatkan dan mengembangkan karakter. Elemen san
sub elemen dimensi Profil
Pelajar Pancasila Eleman kunci: Akhlak bergama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia,
akhlak kepada alam, akhlak bernegara. Berkebinekaan
Global Elemen kunci: Mengenal dan menghargai budaya, komunikasi dan iteraksi
antar budaya, refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan,
berkeadilan sosial. Gotong royong Elemen kunci: Kolaborasi,
kepedulian, berbagi. Mandiri Elemen kunci: Akan diri dan
situasi yang dihadapi, regulasi diri, Bernalar
kritis Elemen kunci: Memperoleh
dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevakuasi penalaran,
merefleksi pemikiran dan proses berpikir. Kreatif Elemen kunci: Menghasilkan
gagasan yang orisinal, menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal. Profil
pelajar Pancasila dan kurikulum Profil
Pelajar Pancasila berperan menjadi kompas atau north star yang memandu proses
rancangan kurikulum, pembelajaran, dan asesmen. Profil Pelajar Pancasila
adalah tujuan besar atau aspirasi yang perlu dicapai yaitu long term outcomes
(luaran jangka panjang), sedangkan luaran jangka pendek biasanya berupa
standar capaian pembelajaran yang diraih setelah siswa mengikuti kegiatan
belajar. Kemampuan yang merupakan jangka panjang perlu dibangun melalui
pengalaman belajar, baik melalui mata pelajaran (program intrakurikuler),
kegiatan pendukung kurikulum (ko kurikuler), maupun kegiatan ekstrakurikuler. III. Menggerakkan komunitas belajar di lingkungan sekolah, organisasi
profesi, dan lingkungan yang lain (community of practice) 1. Hubungan penugasan dinamika kelompok dengan konten
materi. Refleksi ini dilakukan pada akhir penugasan. 2. Konsep community of practice bagi kepala sekolah. Definisi community of practice adalah sebuah komunitas
yang memiliki profesi sama berbagi pengetahuan dengan tujuan meningkatkan
ilmu pengetahuan, membangun relasi serta membuat keputusan kebijakan. 3. Tujuan community of practice. Menyediakan cara bagi para praktisi untuk berbagi ilmu,
tips, saran dan pengalaman baik. 4. Strategi mendorong dan menggerakkan guru,tendik, dan
peseta didik dalam komunitas-komunitas belajar yang menunjang kompetensi. IV. Inquiry Apresiatif Pada intinya perubahan akan terjadi jika orang-orang
dibangunkan, lingkungan diciptakan, dan kebiasaan-kibiasaan lama
ditinggalkan. Pendekatan Inkuiri Apresiatif ini dalam penerapannya di
Pendidikan Guru Penggerak di terapkan melalui sintak BAGJA, yakni Buat
pertanyaan (define), Ambil pelajaran (discover), Gali mimpi (dream), Jabarkan
rencana (design), Atur eksekusi (deliver) V. Membangun kebiasaan refleksi secara mandiri (self regulated learning/
belajar mandiri. A. Hubungan dinamika kelompok dengan konten materi 1. Mengingat pelaksanaan dinamika kelompok 2. Menghubungkan nilai-nilai yang ditemukan selama
mengikuti penugasan. 3. Menarik kesimpulan tentang makna penugasan. B. Konsep belajar mandiri (self regulated learning/ SRL) 1. Konsep belajar mandiri (self regulated
learning/SRL). SRL adalah kemampuan seseorang dalam mengarahkan dirinya
sendiri menghadapi situasi akademik (Zimmerman, 1998). Seorang peserta didik
mempunyai self regulated learning baik akan mampu mengendalikan pikiran,
perilaku, emosinya untuk mencapai kesuksesan dalam proses belajar. Seorang kepala
sekolah harus memiliki kebiasaan untuk melakukan refleksi secara mandiri,
menumbuhkan kemauan dan kemampuan guru dan peserta didik dalam melakukan self
regulated learning. 2. Aspek-aspek belajar mandiri (Self
regulated learning/ SRL). a. Metacognitive Self regulation aspek kognitif meliputi proses pemahaman akan kesadaran
dan kewaspadaan diri serta pengetahuan dalam menentukan pendekatan
pembelajaran sebagai salah satu cara di dalam proses berpikir. b. Physical end Social Environment Management Aspek ini mencakup cara mengatur kondisi fisik dan
sosial yakni dengan mempelajari lingkungan sekitar dan mencari bantuan. c. Time Management Pengaturan waktu dengan baik dan bijak d. Effort Regulation Aspek ini mengarahkan pada kemampuan seseorang untuk menerima
kegagalan dan membangun kepercayaan diri. 3. Strategi belajar mandiri (self regulation learning/
SRL) Strategi SRL adalah kompilasi dari perencanaan yang
digunakan oleh seorang peserta didik dalam mencapai tujuan belajar. 4. Implementasi self regulation
learning terhadap beban kerja kepala sekolah. Karakteristik SRL a. terbiasa menggunakan strategi kognitif b. Mengetahui cara mencapai tujuan
persona (metakognisi) c. Memperlihatkan keyakinan
motivasional dan emosi yang adaptif d. Mampu merencanakan, mengontrol
waktu, memiliki usaha terhadap penyelesaian tugas. e. Berpartisipasi dalam mengontrol
dan mengatur tugas-tugas akademik. Iklim, struktur kelas. f. Melakukan strategi disiplin 5. Strategi inovasi dalam
pengembangan kompetensi guru dan murid. Seorang kepala sekolah harus mampu menciptakan gagasan
inovasi dalam mengembangkan kompetensi guru dan kompetensi siswa. VI. Mengembangkan kematangan diri (self maturity) secara holistik
(spritual, moral, emosi, dan intelektual) 1. hubungan penugasan dinamika
kelompok dengan konten materi (dilakukan pada akhir penugasan) 2. Konsep kematangan diri (self
matury) bagi kepala sekolah Konsep kematangan diri merupakan kemampuan individu
dalam mengaktualisasikan dirinya yang ditandai dengan pribadi yang selalu
berjuang demi mencapai masa depan dan cita-cita. Menurut Wasty Soemanto
perkembangan kematangan manusia meliputi 3 aspek a. Perkembangan fisiologi b. Perkembangan psikologi c. Perkembangan pedagogis 3. Karakteristik kematangan diri
(self maturity) Menurut Allport ada enam karakteristik kematangan diri
individu a.Perluasan perasaan diri b. hubungan diri yang hangat dengan orang lain c. Keamanan emosional dan penerimaan diri d. Persepsi, ketrampilan, dan tugas yang realitas e. Obyektifikasi diri f. Filsafat hidup yang mempersatukan 4. Fungsi self maturity atau
kematangan diri bagi kehidupan 5. Implementasi kematangan diri (self
maturity) dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah Tugas kepala sekolah ada 3 yaitu melaksanakan
manajerial, supervisi guru dan tenaga pendidikan serta pengembangan
kewirausahaan. VII. Refleksi akhir pengembangan
karakter. Refleksi diri
tentang kepala sekolah berkarakter dan profesional. Karakter menjadi syarat mutlak dalam kepemimpinan
satuan pendidikan adalah 1. Religius adalah sikap dan perilaku
yang patuh dalam menjalankan ajaran agama. 2. Jujur, perilaku menjadikan dirinya
sebagai seorang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan. 3. Toleransi,sikap dan tindakan yang
menghargai perbedaan agama, suku, etnis,pendapat, sikap dan tindakan orang
lain yang berbeda dengan dirinya 4. Disiplin,tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan 5. Kerja keras, perilaku yang
menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar
dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan baik. 6. Kreatif, berpikir dan melakukan
sesuatu untuk menghasilkan cara atau hal baru dari sesuatu yang dimiliki. 7. Mandiri, perilaku tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya 8. Demokratis,cara berpikir, bersikap
dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain 9. Rasa ingin tahu, sikap dan
tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih dalam dan lebih luas
dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar 10. Semangat kebangsaan, cara
berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan diri dan kelompok. 11. cinta tanah air, cara berpikir,
bertindak dan berbuat yang menunjukkan kesetian, kepedulian dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi dan
politik bangsa. 12. Menghargai pestasi, sikap dan
tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat. 13. Bersahabat/komunikatif, tindakan
yang memperhatikan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan
orang lain 14. Cinta damai, sikap, perkataan dan
tindakan membuat orang lain senang dan aman atas kehadirannya. 15. Gemar membaca, kebiasaan
menyediakan waktu untuk membaca yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 16. Peduli lingkungan, sikap dan
tindakan selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya
dan mengembangkan upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 17. Peduli sosial, sikap dan tindakan
selalu ingin memberi bantuan pada orang lain 18. Tanggung jawab, memiliki tanggung
jawab yang besar terhadap maju mundurnya pengelolaan sekolah yang dibinanya. VIII. Refleksi kegiatan pengembangan karakter kepemimpinan sekolah Melakukan refleksi diri tentang karakter. |
|
2 |
Manajerial Sekolah |
A. Memimpin
upaya mewujudkan visi sekolah menjadi budaya belajar yang berpihak pada murid 1. Penyusunan RKS 2. Pengelolaan Standar Kompetensi Lulusan
(Pengelolaan Peserta Didik) 3. Pengelolaan Standar Isi (Pengelolaan
Kurikulum) 4. Pengelolaan Standar Proses 5. Pengelolaan Standar Penilaian B. Memimpin
dan mengelola sekolah yang berdampak pada peserta didik 1.
Pengelolaan Standar Pendidik dan Tenaga
Pendidikan 2.
Pengelolan Standar Sarana dan Prasarana 3.
Pengelolaan Standar Pengelolaan 4.
Pengelolaan Standar Pembiayaan |
· Indikator fenomena budaya belajar yang
berpihak pada murid yaitu memiliki indikator seperti sistem pembelajaran
lebih baik, waktu belajar lebih panjang dan memiliki lingkungan yang kondusif
untuk pembelajaran · Faktor-faktor untuk mewujudkan visi
sekolah antara lain kepemimpinan kepala sekolah yang professional, guru-guru
yang tangguh dan professional, memiliki tujuan pencapaian filosofis yang jelas,
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran, jaringan organisasi yang baik,
kurikulum yang jelas, evaluasi belajar yang baik, dan partisipasi orang tua
murid yang aktif dalam kegiatan sekolah a.
Pengertian, Tujuan, dan Fungsi RKS ·
RKS
terdiri atas Rencana Kerja Jarak Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan
(RKT) ·
Tujuan
penyusunan RKS : 1) menjamin agar tujuan sekolah yang telah
dirumuskan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang
kecil; 2) memberikan arah kerja yang jelas tentang
pengembangan sekolah; 3) acuan dalam mengidentifikasi dan mengajukan
sumberdaya pendidikan yang diperlukan dalam pengembangan sekolah; 4) menjamin keterkaitan dan konsistensi dalam
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; 5) mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan
masyarakat; dan 6) menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara
efisien, efektif, berkeadilan dan berkesinambungan ·
Fungsi
RKS yaitu legitimasi (pengesahan), pengarah, minimalisasi ketidakpastian,
minimalisasi pemborosan sumber daya, dan penetapan standar kualitas b.
Prosedur
Penyusunan Rencana Kerja Sekolah ·
Prosedur Penyusunan Rencana Kerja Sekolah diawali dengan pelaksanaan Evaluasi Diri
Sekolah (EDS) yang menghasilkan peta mutu sekolah. Dari EDS dapat dilihat
kekurangan atau masalah pada masing-masing standar. Kekurangan tersebut akan
dibuat rekomendasi untuk perbaikan. Selama proses perbaikan dilakukan monitoring
dan juga pelaporan sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai acuan kerja
tahun-tahun selanjutnya c.
Menganalisis
Target Capaian dan Menelaah Rencana Kerja Sekolah ·
Rencana
Kerja Sekolah (RKS) memetakan dan menyusun program prioritas dalam pemenuhan
8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) dengan penggunaan strategi tertentu d.
Pengembangan
Dokumen Rencana Kerja Sekolah ·
RKS
yang baik dikembangkan dengan minimal memenuhi beberapa komponen yaitu
analisis lingkungan strategis, analisis kondisi saat ini dilihat dari
keterlaksanaan SNP, analisis pendidikan 4 (empat) tahun mendatang, visi dan
misi sekolah, tujuan sekolah 4 (empat) tahun mendatang, identifikasi
tantangan nyata (kesenjangan kondisi antara kondisi saat ini terhadap kondisi
pendidikan 4 tahun mendatang), program strategis, rencana kerja yang mencakup
8 SNP (meliputi program, kegiatan, indikator keberhasilan atau hasil yang
diharapkan, waktu pelaksanaan, kebutuhan pembiayaan, penanggungjawab atau
pelaksana) dan jadwal kegiatan monitoring dan supervisi ·
Standar
kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya
atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah. ·
Fungsi
Standar Kompetensi Lulusan Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan ·
Strategi
untuk memenuhi SKL yang dapat dilakukan kepala sekolah yaitu bekerjasama
dengan berbagai pihak untuk mendukung kualitas pembelajaran, memberi
penghargaan kepada siswa yang berprestasi, meningkatkan fungsi Bursa Kerja
Khusus, meningkatkan kegiatan siswa dalam bidang sosial, budaya, dan agama,
melakukan penelusuran alumni dan pengarsipan data alumni, dan menyediakan
fasilitas dan memfungsikan seluruh sumber belajar ·
Standar
isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu0o999p ·
Cakupan
Standar Isi secara keseluruhan yaitu kerangka dasar dan struktur kurikulum
yang merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan
pendidikan, beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
menengah, kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh
satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian
tidak terpisahkan dari standar isi, dan kalender pendidikan untuk
penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar
dan menengah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a.
Pengertian · Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. b.
Komponen 1)
Dokumen
1 ·
Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future)
yang realistik dan ingin mewujudkan dalam kurun waktu tertentu ·
Misi merupakan penjabaran visi dalam bentuk
rumusan tugas, kewajiban dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk
bewujudkan visi ·
Tujuan mengacu pada visi, misi, dan tujuan
pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat ·
Muatan KTSP terdiri atas muatan nasional
(kelompok mata pelajaran A, kelompok mata pelajaran B, kelompok mata
pelajaran C (peminatan kejuruan) khusus SMA/SMK, bimbingan konseling dan
ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan)
dan muatan lokal atau kewilayahan ·
Beban Belajar dan Beban Kerja sebagai
Pendidik diatur dengan sistem paket dan Sistem Kredit Semester (SKS). Satuan
pendidikan boleh menambah beban belajar berdasarkan pertimbangan tertentu ·
Kalender pendidikan merupakan pengaturan
waktu untuk menyelengarakan kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif, dan hari libur 2)
Dokumen
2 · Berupa silabus yaitu rencana pembelajaran
suatu mata pelajaran yang merupakan penjabaran Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar ke dalam indikator pencapaian kompetensi, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, dan penilaian 3)
Dokumen
3 · Berupa RPP yaitu rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih dalam upaya mencapai KD c.
Acuan
Konseptual · Dalam
mengembangkan KTSP harus mengacu kepada : 1)
Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia; 2)
Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama; 3)
Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai
Kebangsaan; 4)
Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan
Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik; 5)
Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan
Bermutu; 6)
Kebutuhan Kompetensi Masa Depan; 7)
Tuntutan Dunia Kerja; 8)
Perkembangan Ipteks; 9)
Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah
serta Lingkungan; 10)
Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional; 11)
Dinamika Perkembangan Global; 12)
Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat;dan 13)
Karakteristik Satuan Pendidikan d.
Prinsip
Pengembangan · Prinsip
pengembangan KTSP yaitu berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang,
Belajar sepanjang hayat, dan Menyeluruh dan berkesinambungan e.
Prosedur
Operasional · Berupa analisis, penyusunan, penetapan dilakukan
kepala sekolah berdasarkan hasil rapat dewan pendidik satuan pendidikan
dengan melibatkan komite sekolah, dan pengesahan dilakukan oleh pemerintah
daerah sesuai dengan kewenangannya f.
Mekanisme · Pengembangan
KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan satuan pendidikan · Pelaksanaan
KTSP merupakan tanggung jawab bersama seluruh unsur satuan pendidikan · Daya
dukung pengembangan dan pelaksanaan KTSP meliputi Kebijakan satuan
pendidikan, Ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, dan
Ketersediaan sarana dan prasarana g.
Pihak
yang Terlibat · Pihak yang
terlibat dalam pengembangan KTSP yaitu Tim pengembang kurikulum satuan
pendidikan dan Dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya melakukan koordinasi dan supervisi a.
Pengertian · Standar
Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan b.
Prinsip pembelajaran yang digunakan ·
dari
peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu; ·
dari
guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar; ·
dari
pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah; ·
dari
pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; ·
dari
pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; ·
dari
pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan
jawaban yang kebenarannya multi dimensi; ·
dari
pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; ·
peningkatan
dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan
mental (softskills); ·
pembelajaran
yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai
pembelajar sepanjang hayat; ·
pembelajaran
yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung
tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); ·
pembelajaran
yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat; ·
pembelajaran
yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah
peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; ·
pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran; dan ·
pengakuan
atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. c.
Sasaran pembelajaran · Sasaran
pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan d.
Pendekatan saintifik (karakteristik, tujuan,
prinsip) e.
Model pembelajaran yang mempunyai sintaks
berbeda-beda (Discovery learning, Inquiry learning, PBL, PjBL, Production-Based
Training/Production-Based Education and Training (PBT/PBET), dan Teaching
Factory) a.
Pengertian · Standar
Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat,
prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta
didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta
didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah b.
Penilaian Autentik (Authentic Assessment) · Pengukuran
yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah
sikap, keterampilan, dan pengetahuan · Penilaian
autentik meliputi Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013, Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik,
serta Prinsip penilaian
(sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan,
sistematis, beracuan kriteria, akuntabel, dan edukatif) c.
Jenis-jenis Penilaian Autentik · Selain
melakukan penilaian autentik berdasarkan regulasi saat ini guru harus juga
menerapkan Penilaian berbasis Higher Other Thingking Skills (HOTS) · Meliputi penilaian kinerja, proyek, portofolio, penilaian tertulis a.
Pengelolaan Guru · Guru yang
bermutu merupakan aset bagi suatu bangsa untuk mempersiapkan sumberdaya
manusia yang dapat bermitra sejajar dengan negara maju di era persaingan
global · Kualifikasi
ini dapat melalui pendidikan formal maupun kompetensi guru (pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional b.
Pengelolaan Tenaga Kependidikan 1)
Tenaga
Administrasi Sekolah · Dapat dilihat dari tingkat pendidikan, semakin tinggi
jenjang sekolah maka semakin tinggi pula kualifikasi yang dipersyaratkan · Kompetensi yang dimiliki meliputi kompetensi kepribadian,
sosial, teknis, dan manajerial*
(khusus untuk kepala tenaga administrasi sekolah) 2)
Tenaga
Perpustakaan Sekolah · Kualifikasi yang dipersyaratkan yaitu D4 atau S1 jika dari
jalur pendidik, akan tetapi jika dari jalur tenaga kependidikan maka
kualifikasinya D2 Ilmu Perpustakaan dan Informasi · Kepala
Perpustakaan Sekolah/Madrasah dan Tenaga Perpustakaan Sekolah atau Madrasah
meliputi kompetensi manajerial, kompetensi pengelolaan informasi, kompetensi
kependidikan, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
pengembangan profesi. c.
Pengelolaan Peserta Didik · Pengelolaan Peserta Didik meliputi 1)
Perencanaan dan
Penerimaan Peserta Didik Baru · Meliputi tiga kegiatan yaitu Perencanaan Peserta Didik Baru, Penerimaan Peserta Didik Baru, dan Masa
Pangenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 2)
Penempatan
dan Pengembangan Kapasitas Peserta Didik · Kegiatannya meliputi Penempatan Peserta Didik, Pengembangan Kapasitas Peserta Didik, Kegiatan Ekstrakurikuler,
Pembinaan Kesiswaan, dan Pembiasaan/Keteladanan a.
Definisi Sarana dan Prasarana · Standar
prasarana dan sarana pendidikan adalah Standar Nasional Pendidikan yang
berkaitan dengan persyaratan minimal tentang lahan, ruang kelas, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi, perabot, alat dan media pendidikan, buku,
dan sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,
termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. b.
Macam-macam Sarana dan Prasarana Sekolah · Sarana sekolah terbagi dalam tiga kelompok besar yaitu
perabot sekolah, alat pelajaran, dan media pendidikan · Sedangkan prasarana meliputi ruang kelas, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang keterampilan, ruang kesenian, dan
fasilitas olah raga c.
Komponen-komponen Sarana dan Prasarana
Sekolah · Komponen sarpras beupa lahan, ruang, perabot, alat dan
media pendidikan, buku atau bahan pembelajaran · Kegiatannya meliputi perencanaan, pengadaan, inventarisasi
dan pelaporan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan penghapusan sarana dan
prasarana sekolah a.
Perencanaan Program Sekolah, · Mencakup kegiatan merumuskan dan menetapkan visi, misi,
dan tujuan sekolah, dilanjutkan dengan membuat rencana kerja sekolah b.
Pelaksanaan Rencana Kerja, c.
Pengawasan dan Evaluasi, · Tanpa
monitoring, evaluasi tidak dapat dilakukan karena tidak tersedia data dasar
untuk melakukan analisis, dan dikhawatirkan akan mengakibatkan spekulasi.
Oleh karena itu, Monitoring dan Evaluasi harus berjalan seiring. · Monitoring
Evaluasi bertujuan mendapatkan umpan balik bagi kebutuhan program yang sedang
berjalan, Kebutuhan bisa berupa biaya, waktu, personel, dan alat. Pelaksanaan
program akan mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan, berapa lama waktu yang
tersedia untuk kegiatan tersebut · Manfaat monitoring evaluasi sebagai alat untuk
mendukung perencanaan, alat untuk mengetahui kemajuan program, dan alat akuntabilitas
program dan advokasi · Prinsip
Monev yaitu terencana, objektif, dapat dipertanggungjawabkan,
berkesinambungan, transparan, efektif dan efisien, serta fungsional · Rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam
menyusun program monev yaitu mengembangkan aspek yang sesuai dengan SNP,
menggunakan format program yang diberikan, kegiatan dilakukan dalam tiga
tahap yaitu Persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan · Instrumen yang dapat digunakan yaitu angket, observasi,
wawancara, dan dokumentasi · Monev
lebih dari sekadar membuat instrumen, mengambil data dan melaporkannya,
tetapi menyangkut sebuah sistem yang bekerja menurut tatanan tertentu yang
disepakati. · Secara umum pelaporan mempunyai sistematika berupa
pendahuluan, pelaksanaan, hasil dan pembahasan, simpulan dan rekomendasi,
serta lampiran · Agar
terjadi perbaikan terhadap pelaksanaan program yang sama pada waktu yang akan
datang, hasil Monitoring dan Evaluasi terhadap program/kegiatan tersebut
harus ditindaklanjuti dengan kegiatan koreksi atau perbaikan, baik pada sisi
programnya maupun pelaksanaannya d.
Kepemimpinan Sekolah, · Meliputi Butir-Butir
Penilaian pada Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) Komponen Kepemimpinan
Sekolah dan Indikator-Indikator terkait Kepemimpinan Sekolah pada Draft
Instrumen Akreditasi Satuan Pendidikan (IASP) Tahun 2020 e.
Sistem Informasi Manajemen · Berupa Penggunaan Sistem
Informasi Manajemen secara efektif di Sekolah dan Menganalisis masalah dan
solusinya dalam pengelolaan SIM di sekolah a.
Konsep Pengelolaan Keuangan Sekolah · Pengelolaan
keuangan sekolah merupakan rangkaian aktivitas yang mengatur keuangan sekolah
mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan
pertanggungjawaban keuangan sekolah · Melalui
kegiatan pengelolaan keuangan, kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat
direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan
digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan
efisien · Prinsipnya berupa keadilan, efisiensi, dan transparansi b.
Sumber-sumber Pendanaan Sekolah · Sumber pendanaan sekolah berasal dari pemerintah (BOS),
dana masyarakat, dan dana swadaya c.
Perencanaan dan Pembelanjaan Keuangan Sekolah · Perencanaan tertuang di dalam RKAS · Prinsip penyusunan RKAS yaitu asas kecermatan, terinci,
keseluruhan, keterbukaan, periodik, dan pembebanan · Proses pembelanjaan keuangan sekolah harus
mengacu pada Peraturan-peraturan maupun
Petunjuk Teknis dari sumber
pendapatan keuangan sekolah atau berdasarkan Surat Kesepahaman antara pemberi dana dan sekolah d.
Pengawasan dan Pertanggungjawaban Pengelolaan
Keuangan Sekolah · Pengawasan
merupakan salah satu fungsi manajemen yang diharapkan mampu mencegah
timbulnya penyimpangan atau kesalahan dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan
sekolah. · Agar
pertanggungjawaban keuangan dapat transparan, maka transaksi penerimaan dan
pengeluaran uang yang dilakukan oleh bendaharawan sekolah hendaknya dicatat
dan dibukukan secara tertib sesuai pedoman dan peraturan yang berlaku. · Secara
umum pembukuan dan dokumen pendukung laporan pertnggungjawaban yang harus
disusun oleh sekolah adalah RKAS, Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, Buku
Pembantu Bank, Buku Pembantu Pajak, Berita Acara Pemeriksaan Kas, dan Bukti
Pengeluaran |
1.
Adanya
indikator tentang budaya belajar 2.
EDS
sebagai dasar RKS 3.
Model
pembelajaran Production-Based Training/Production-Based Education and
Training (PBT/PBET), dan Teaching Factory 4.
Adanya standar
kualifikasi untuk tenaga kependidikan 5.
Perbedaan sarana
dan prasarana 6.
Monitoring dan
evaluasi yang seiring berjalan |
3 |
Kepemimpinan pembelajaran melalui coaching dalam Supervisi
Guru dan Tenaga Kependidikan |
A. Pembelajaran berdiferensiasi B. Penerapan Coaching dalam Supervisi
Akademik C. Konsep dan mplementasi Supervisi
Akademik (Guru) D. Konsep dan mplementasi Supervisi
Tendik (Tenaga Kependidikan) E. Pelaksanaan Coaching oleh Kepala
Sekolah F. Membangun Lingkungan Belajar yang
Berpusat pada Peserta Didik |
1.
Pengertian Pembelajaran
Berdiferensiasi Pembelajaran
berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang
dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. a.
Bagaimana mereka menciptakan lingkungan
belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk
mencapai tujuan belajar yang tinggi. b.
Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran
yang didefinisikan secara jelas. c.
Penilaian berkelanjutan. d.
Bagaimana guru menanggapi atau merespon
kebutuhan belajar muridnya. e.
Manajemen kelas yang efektif. 2.
Memetakan Kebutuhan
Belajar Murid, Tiga aspek kebutuhan murid
yaitu: 1. Kesiapan
belajar (readiness) murid adalah kapasitas murid untuk mempelajari materi baru. 2.
Minat murid adalah salah satu motivator
penting bagi murid untuk dapat „terlibat aktif‟ dalam proses pembelajaran 3.
Profil belajar murid. Menurut Tomlinson
(dalam Hockett, 2018) profil belajar murid ini merupakan pendekatan yang
disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan,
budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll. Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar murid
berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid
untuk belajar secara natural dan efisien 7
Alasan Mengapa Pembelajaran Berdiferensiasi Dapat Berhasil 1. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah
bersifat proaktif. 2. Pembelajaran Berdiferensiasi lebih
bersifat kualitatif daripada kuantitatif. 3. Pembelajaran Berdiferensiasi berakar
pada penilaian. 4. Pembelajaran Berdiferensiasi
menggunakan beberapa pendekatan terhadap konten, proses, dan produk. 5. Pembelajaran berdiferensiasi berpusat
pada murid. 6. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan
perpaduan dari pembelajaran seluruh kelas, kelompok dan individual. 7. Pembelajaran berdiferensiasi bersifat
"organik" dan dinamis. 1.
Devinisi Coaching Coaching merupakan
kegiatan pembinaan yang membuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerja
mereka sendiri, yang membantu mereka untuk belajar daripada mengajar mereka. Cakupan dari coaching meliputi: 1) Mengakses potensial 2) Memfasilitasi individu untuk membuat perubahan yang diperlukan 3) Memaksimalkan kinerja 4) Membantu orang memperoleh ketrampilan dan mengembangkan 5) Menggunakan teknik komunikasi khusus 2.
Jenis-jenis Coaching : a.Coaching untuk mendukung pembelajaran b. Coaching untuk kinerja c. Coaching untuk pengembangan kepemimpinan d. Coaching tim dan
kelompok 3.
Coaching Model TIRTA 1. Supervisi
akademik merupakan
serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam mengelola
proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kompetensi paedagogik dan
profesional, yang muaranya kepada peningkatan mutu lulusan peserta didik
(Glickman:2007) 2. Prinsip-prinsip supervisi akademik ada 14, meliputi: a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah. b. Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program
supervisi dan tujuan pembelajaran. c. Objektif, artinya masukan data/informasi sesuai aspek-aspek
instrumen. d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya. e. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin
akan terjadi. f. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru
dalam mengembangkan proses pembelajaran. g. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan
guru dalam mengembangkan pembelajaran. h. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh
dalam mengembangkan pembelajaran. i. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan
supervisi akademik. j. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi. k. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang
harmonis terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor. l. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan oleh Kepala sekolah). m. Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan. n. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik di
atas (Dodd, 1972). 3. Pendekatan, Teknik dan Model
supervisi Akademik: a.
Pendekatan 1) Pendekatan langsung (direct contact ) 2) Pendekatan tidak langsung (indirect contact)
3) Pendekatan kolaboratif b.
Teknik Supervisi: 1) Teknik Supervisi Individual a) Kunjungan Kelas (Classroom Visitation) b) Kunjungan Observasi (Observation Visitation) c) Pertemuan Individual d) Kunjungan antar Kelas 2) Teknik Supervisi Kelompok Teknik supervisi kelompok merupakan suatu
cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. c.
Model Supervisi : 1) Model
supervisi tradisional o
Observasi
Langsung o
Supervisi
akademik dengan cara tidak langsung 2) Model
kontemporer (masa kini) Supervisi akademik Supervisi akademik model
kontemporer dilaksanakan dengan pendekatan klinis, sehingga sering disebut
juga sebagai model supervisi klinis. Supervisi akademik dengan pendekatan
klinis, merupakan supervisi akademik yang bersifat kolaboratif. 4. Instrumen Supervisi
Akademik a) Pedoman Observasi b) Pedoman Wawancara c) Daftar Cek/Kendali 5. Tahapan
supervisi: pelaksanaan supervisi akademik
dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu a. perencanaan, b. pelaksanaan supervisi, dan c. tindak lanjut hasil supervisi. Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan oleh kepala
sekolah dalam rangka membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya guna
meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran. Supervisi ditujukan pada dua aspek, yakni manajerial dan
akademik. Supervisi manajerial (tenaga kependidikan) menitikberatkan pada
pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan pada aspek-aspek pengelolaan dan
administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting)
terlaksananya pembelajaran. Sementara supervisi akademik menitikberatkan pada
pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan pengawas terhadap kegiatan akademik,
berupa pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. 1.
Prinsip
Supervisi Tendik a. Supervisor harus menjauhkan diri dari
sifat otoriter/demokratis b. Supervisor (kepala sekolah) harus
mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis c. Supervisi tenaga kependidikan harus
dilakukan secara berkesinambungan d. Program supervisi harus integral e. Supervisi harus komprehensif f. Supervisi harus konstruktif 2.
Sasaran
Supervisi Tenaga Kependidikan a. Tenaga Administasi
Sekolah (TAS) Kepala TAS, Pelaksana Urusan, Petugas Layanan Khusus b. Tenaga Perpustakaan
(Kepala Perpustakaan, Tenaga Perpustakaan) c. Tenaga Laboratorium
(Kepala Laboratorium, Teknisi Laboratorium, laboran) 3.
Pengembangan
Instrumen Pengembangan instrumen supervisi tenaga
kependidikan pada dasarnya bisa dikembangkan oleh kepala sekolah sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing tenaga kependidikan (Kepala TAS,
Kepala Laboratorium, Kepala Program Studi, dan Kepala Perpustakaan). 4.
Langkah-Langkah
Kegiatan Supervisi Tendik a. Perencanaan Supervisi
Tendik b. Pelaksanaan Supervisi
Tendik c. Tindak Lanjut Hasil
Supervisi Tendik 1. Pelaksanaan
Coaching oleh Kepala Sekolah Coaching dilaksanakan setelah kepala
sekolah melaksanakan supervisi. Hasil supervisi akan dianalisis mana yang
menjadi potensi guru dan mana yang menjadi kelemahan guru dalam mengajar.
Dalam pelaksanaan coaching kepala sekolah fokus kepada kelemahan guru, dan
mengubah kelemahan tersebut menjadi komitmen yang akan dikembangkan guru pada
pembelajaran berikutnya, melalui kesadaran yang timbul dari dalam diri guru
sendiri. Langkah-Langkah dalam melaksanakan Coaching menurut
Salim (2014: 61) adalah sebagai berikut : a) Building Trust (Membangun
Kepercayaan) b) Active Listening (Mendengarkan
Secara Aktif) c) Clarifying (Mengklarifikasikan
untuk kejelasan pembicaraan) d) Asking the Right Questions (Menanyakan
pertanyaan yang tepat) e) Giving Feedback (Memberikan
umpan balik). Langkah-langkah yang dilakukan kepala
sekolah dalam melakukan pembinaan kepada guru adalah 1. Menemukan potensi 2. Memberi apresiasi 3. Mengukur kepuasan kinerja 4. Menemukan kekurangan kinerja 5. Menemukan perbaikan 6. Berkomitmen Kompetensi kepemimpinan sekolah memiliki 4 kategori
yakni (1). Kategori mengembangkan diri dan
orang lain, (2) memimpin pembelajaran, (3).memimpin managemen sekolah dan (4) memimpin pengembangaan sekolah. Beberapa Kompetensi yang harus dimiliki seorang Kepala
Sekolah 1. membangun lingkungan belajar yang
kondusif, nyaman dan aman 2. memimpin perencanaan dan pelaksanaan
proses belajar yang berpusat pada murid. 3. memimpin refleksi dan perbaikan kualitas
proses belajar yang berpusat pada murid. 4. melibatkan orang tua sebagai pendamping
dan sumber belajar di sekolah. |
1. Pembelajaran
berdiferensiasi 2.
Coaching Model TIRTA 3. Model supervisi kontemporer ( masa
kini ) |
4 |
Pengembangan Kewirausahaan |
A.
Pengembangan Sekolah Melalui Pendekatan Pengembangan
Komunitas Berbasis Aset (PKBA) B.
Gagasan Inovasi Pengembangan Sekolah C.
Pengelolaan Kewirausahan
Sekolah D. Kemitraan dalam Rangka
Peningkatan Kualitas Pembelajaran |
Pendekatan PKBA menekankan dan
mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun
keterkaitan dari aset-aset
tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Permasalahan pembelajaran disekolah dapat
diketahui melalui
analisis hasil Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
dan supervisi. Pendekatan Inovatif dalam pengembangan sekolah
dilaksanakan dengan berbasis peningkatan kualitas pembelajaran. 1. Perencanaan Program Kewirausahaan Sekolah kepala sekolah dituntut mampu
menganalisis kondisi sekolah dari keterlaksanaan program sesuai delapan Standar Nasional
Pendidikan dari berbagai sisi, termasuk
dalam kegiatan
kewirausahaan yang telah dilaksanakan. 2. Pelaksanaan
Program Kewirausahaan Sekolah meliputi: pengembangan jiwa kewirausahaan (inovasi, kerja keras,
pantang menyerah, dan motivasi untuk sukses); pelaksanaan program pengembangan
kemitraan; pelaksanaan program unit
produksi dan pemagangan 3. Evaluasi
Program Kewirausahaan Sekolah meliputi
: tahapan persiapan
evaluasi program, tahap
pelaksanaan, dan tahap
monitoring. Kemitraan
adalah hubungan kooperatif antara orang atau kelompok
orang yang sepakat untuk
berbagi tanggung jawab untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah
ditetapkan. Prosedur
pelaksanaan kemitraan
antar
lembaga
dirancang untuk mengorganisasikan proses implementasi program kemitraan sekolah dari tahap analisis, perencanaan hingga
tahap akhir yaitu pelaporan
dan monitoring. |
Metode
pembelajaran kepemimpinan
kewirausahaan yaitu: (1) pembelajaran berbasis pengalaman(experiential learning); (2) pembelajaran melalui
interaksi sosial (social interaction learning);
dan (3) pembelajaran melalui pengenalan
peluang (opportunity recognition). |
5 |
Rencana Tindak Lanjut |
Pendahuluan Rambu-Rambu On The Job Training Rencana Proyek Kepemimpinan Kajian Managerial Peningkatan Kompetensi Monitoring Dan Evaluasi Jadwal RTL Laporan
Rencana Tindak
Lanjut (RTL) Kegiatan Gelar
Karya |
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Calon Kepala Sekolah adalah penyiapan kompetensi
calon kepala sekolah untuk memantapkan
wawasan, pengetahuan, sikap, nilai dan
keterampilan
dalam
memimpin sekolah,
sebagaimana
dinyatakan
dalam Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018. On The Job Training 1 (OJT 1) adalah tahap pertama Diklat Calon Kepala Sekolah
yang
dilaksanakan dalam durasi 20 (dua puluh) jam pelajaran @ 45 menit bertempat di
sekolah masing-masing. On-the Job Training 2 adalah pembelajaran di lapangan dalam situasi pekerjaan
yang nyata. Dilakukan di 2 (dua) sekolah, yakni di sekolah asal
dan di sekolah lain (sekolah magang). penjabaran rencana pengembangan
sekolah secara operasional yang di dalamnya memuat
tindakan-tindakan kepemimpinan calon kepala sekolah dalam menjalankan program/kegiatan untuk
memecahkan masalah pembelajaran dalam rangka meningkatkan
kompetensi calon
kepala sekolah dan kinerja sekolah/madrasah serta berdampak kepada peningkatan
kualitas pembelajaran
dan pencapaian student wellbeing. kegiatan
calon kepala dalam melakukan pemetaan capaian SNP yang didasarkan pada
kondisi nyata dan raport mutu sekolah untuk menemukan potensi dan tantangan
yang
dipertimbangkan dalam menyusun rancangan peningkatan
layanan pembelajaran
berorientasi pada peserta didik
selanjutnya. kegiatan calon
kepala sekolah untuk
meningkatkan kompetensinya berdasarkan
kebutuhan individu dengan belajar dari kepala sekolah mentor 2. kegiatan pengumpulan data pelaksanaan kegiatan dan membandingkannya dengan rencana
kegiatan yang telah disusun sebelumnya.
Kegiatan monitoring bertujuan mengetahui kesesuaian antara rencana dan
pelaksanaan, menemukan hambatan yang menyebabkan pelaksanaan
tidak sesuai dengan rencana. Mendata semua aktivitas
OJT2, Mengalokasikan waktu pelaksanaan kegiatan
pada rentang waktu pelaksanaan
OJT,
Mencantumkan kegiatan dalam
matriks jadwal terdiri
dari bagian awal, isi
dan penutup. aktivitas peserta menampilkan
proses dan hasil
pelaksanaan kegiatan
berupa hasil inovasi yang dilakukan selama melaksanakan rencana proyek
kepemimpinan. |
Menyusun Rencana Proyek Kepemimpinan dan Kajian Managerial |
Petunjuk pengisian
hasil refleksi pendalaman bahan pembelajaran:
1. Kolom “a” diisi dengan nomor urut;
2. Kolom “b” diisi dengan nama Mata
Diklat;
3. Kolom “c” diisi dengan materi yang
ada dalam bahan pembelajaran
4. Kolom “d” diisi dengan resume hasil
eksplorasi materi secara garis besar;
5. Kolom “e” diisi dengan hal-hal baru
yang diperoleh setelah mendalami materi.
Catatan:
Peserta
mengunggah hasil refleksi pendalaman bahan pembelajaran ke LMS yang telah
disediakan apabila moda daring.
Peserta
mempresentasikan hasil pengisian instrument refleksi bahan pembelajaran dan
mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada pengajar diklat.
Posting Komentar untuk "Tugas 02 OJT 1 Diklat Calon Kepala Sekolah tahun 2021"