PEMULUNG SAMPAH YANG BAIK HATI

 Cerpen

PEMULUNG SAMPAH YANG BAIK HATI

Karya: Lina Listtya Ningsih

Di sebuah desa hiduplah seorang pemulung tua yang bernama Mbok Narsih. Dia tinggal bersama anaknya yang masih berusia 10 tahun. Anaknya bernama Andina. Andina berhenti sekolah  setahun yang lalu, karena masalah biaya. Mbok Narsih tidak punya uang untuk membiayai anaknya sekolah, karena pekerjaannya hanya seorang pemulung.  Di usianya yang sudah tua, dia tidak pernah menyerah untuk mencari rezeki untuk menghidupi anaknya.

Pada suatu hari Mbok Narsih memulung sampah dari pagi sampai sore sampah yang didapatnya hanya sedikit, tidak seperti hari biasanya. Saat itu Mbok Narsih menjual sampah yang didapatnya hanya 10 ribu rupiah.  Dalam perjalanan pulang Mbok Narsih bertemu seorang anak yang sedang menangis. Nak, Kenapa kamu menangis? “Tanya Mbok Narsih. Uang saya hilang, padahal untuk ongkos pulang naik angkot.” jawab anak kecil itu. Merasa kasihan, Mbok Narsih memberikan hasil memulungnya kepada anak itu. Mbok Narsih pulang tanpa membawa uang sepeserpun, padahal seharian  anaknya belum makan. Tak lama kemudian Mbok Narsih sampai di rumahnya. Dia melihat anaknya sudah tertidur diatas kursi. Dia mengelus kepala anaknya yang sedang tertidur, sambil  menangis dan berkata “Maafkan ibu ya nak, ibu belum bisa memberimu hidup yang layak.

 Tak lama setelah itu ada suara orang yang mengetuk pintu, tok…tok…tok. Ya sebentar “jawab Mbok Narsih. Setelah dibukakan pintu, terlihat seorang anak kecil bersama oangtuanya. Ternyata anak kecil itu adalah anak kecil yang diberinya uang untuk ongkos pulang. Mereka membawa makanan yang cukup banyak untuknya. Dia senang dan sangat berterimakasih kepada orangtua anak itu. Terimakasih banyak pak, bu!”Kata Mbok Narsih. Tidak bu, seharusnya saya yang berterimakasih kepada ibu, karena telah menolong anak saya, apabila tidak ada ibu, entah bagaimana nasib anakku”jawab orangtua anak kecil itu.

Kemudian anak kecil dan orangtuanya berpamitan untuk pulang. Dalam perjalanan mereka berbincang-bincang mengenai keadaan Mbok Narsih. Mereka merasa prihatin dengan keadaannya. Keluarga itupun berinisiatif untuk membantu Mbok Narsih. Mereka mencari infomasi tentang apa saja kebutuhan Mbok Narsih.  

Akhirnya keluarga itu menawarkan Mbok Narsih untuk bekerja dan tinggal di rumah mereka bersama Andina anaknya. Andina ditawari untuk bersekolah lagi. Andina merasa senang sekali karena dapat bersekolah, punya teman banyak dan dapat sebagai jalan meraih cita-citanya.

 

~Tamat~


Posting Komentar untuk "PEMULUNG SAMPAH YANG BAIK HATI"